Rabu, 23 Oktober 2019

Atmosfer Bumi

ATMOSFER BUMI



Assalamualaikum wr.wb
Ini postingan kedua admin, selamat membaca 




Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup di dalam sistem tata surya ini. Mahluk hidup dapat menghuni bumi dikarenakan bumi yang memiliki banyak unsur yang mendukung kehidupan mahluk hidup itu sendiri, seperti oksigen untuk bernapas, air dan berbagai unsur pendukung lainnya yang sangat penting. Tidak hanya itu, bumi juga diselubungi lapisan yang melindungi permukaannya dari berbagai macam benda luar angkasa dan sinar matahari, lapisan tersebut biasanya dikenal sebagai atmosfer bumi atau atmosfer saja.
Atmosfer adalah lapisan gas yang melingkupi sebuah planet, termasuk bumi, dari permukaan planet tersebut sampai jauh di luar angkasa. Di Bumi, atmosfer terdapat dari ketinggian 0 km di atas permukaan tanah, sampai dengan sekitar 560 km dari atas permukaan Bumi. Atmosfer tersusun atas beberapa lapisan, yang dinamai menurut fenomena yang terjadi di lapisan tersebut. Transisi antara lapisan yang satu dengan yang lain berlangsung bertahap. Studi tentang atmosfer mula-mula dilakukan untuk memecahkan masalah cuaca, fenomena pembiasan sinar matahari saat terbit dan tenggelam, serta kelap-kelipnya bintang. Dengan peralatan sensitif yang dipasang di wahana luar angkasa, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai atmosfer termasuk fenomena-fenomena yang terjadi di dalamnya (Wikipedia).

A.    Pengertian Atmosfer
Istilah atmosfer berasal dari dua suku kata, yaitu atmos yang artinya uap atau gas dan sphaira yang artinya lapisan. Jadi secara harfiah, atmosfer adalah berbagai macam gas yang menyelimuti bumi. Partikel-partikel gas yang mengisi atmosfer terdiri atas tiga kelompok, yaitu udara kering, uap air, dan aerosol (Mu’in, 2004). Bumi kita diselubungi oleh lapisan udara yang terdiri dari berbagai unsur gas. Lapisan udara yang menyelubungi bumi disebut atmosfer. Unsur-unsur gas yang menyusun atmosfer terutama unsur nitrogen dan oksigen. Selain berupa gas, di atmosfer juga terdapat air (hidrometeor). Jumlah berat seluruh atmosfer diperkirakan 5,6 x 1014 ton. Setengah dari berat tersebut berada di bawah ketinggian 6.000 meter dari permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh adanya gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu, udara yang ada dekat dengan permukaan bumi menjadi lebih mampat (Sugiharyanto, 2007).



B.     Komposisi Atmosfer
1.      Gas
Gas-gas yang terdapat di atmosfer terutama tersusun atas nitrogen (78,08%) dan oksigen (20,95%). Sebagian besar oksigen di atmosfer dihasilkan oleh tumbuhan. Deforestrasi atau penebangan hutan akan menyebabkan kadar oksigen di atmosfer berkurang. Gas lain terdapat di atmosfer dalam jumlah sedikit, di antaranya adalah uap air (0,2-4%), karbon dioksida (0,035%), ozon (0,000004%) dan argon (0,93%). Selain itu, di atmosfer terdapat pula partikel debu yang terbawa oleh udara dan gas-gas polutan yang dihasilkan oleh asap kendaraan bermotor dan industri seperti sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Komposisi gas penyusun atmosfer dapat dilihat pada tabel 1 (Mutiara, 2008).
Tabel 1 Komposisi Gas Penyusun Atmosfer (Sugiharyanto, 2007).
Gas
Simbol
Volume (%)
Nitrogen
N2
78,08
Oksigen
O2
20,95
Argon
Ar
0,93
Karbon Dioksida
CO2
0,035
Neon
Ne
0,0018
Metana
CH4
0,00017
Helium
He
0,0005
Hidrogen
H2
0,00005
Xenon
Xe
0,000009
Ozon
O3
0,000004

Tabel 1 diatas menunjukkan bahwa unsur nitrogen dan oksigen mencapai lebih dari 99%. Kedua unsur ini mempunyai peranan yang penting bagi kehidupan. Unsur gas yang paling kecil adalah ozon. Meskipun jumlah ozon sangat sedikit (0,000004%), namun unsur ini mempunyai peranan yang sangat penting, yaitu menyerap radiasi sinar ultraviolet dari matahari sehingga radiasi yang sampai ke permukaan bumi menjadi kecil (Sugiharyanto, 2007).
2.      Uap Air
Uap air berasal dari kandungan air pada hidrosfer yang menguap. Kadar uap air di atmosfer dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu suhu dan lokasi. Semakin tinggi suhu  udara, maka kandungan air dalam udara semakin besar. Hal itu dikarenakan semakin banyak air yang menguap. Di daerah khatulistiwa (daerah panas), kadar uap air rata-rata adalah 3%, artinya dari 1 liter udara terdapat 3% x 1 liter = 0,03 liter uap air. Sebaliknya, di daerah kutub (daerah dingin), kadar uap air di udara dapat mencapai 0%. Suhu yang dingin menyebabkan air hampir tidak menguap (hampir semua air membeku) (Mikrajuddin, 2007). Kadar uap air di atas permukaan laut, sungai, atau danau lebih tinggi daripada di atas daratan karena di daerah tersebut lebih banyak terjadi penguapan. Kadar uap air di daerah yang memiliki banyak laut, sungai, atau danau lebih tinggi daripada daerah gurun pasir. Gambar perubahan wujud zat dapat dilihat pada gambar 1 (Mikrajuddin, 2007).
3.      Aerosol
Aerosol berupa partikel cair atau padat yang tersuspensi di dalam gas. Ukuran partikel aerosol antara 0,001-100 µm. Partikel-partikel yang berdiameter kurang dari 2,5 µm pada umumnya dianggap halus dan partikel yang berdiameter lebih besar dari 2,5 µm dianggap kasar. Aerosol yang terdiri dari partikel debu, abu, garam, dan asap juga terdapat di udara. Jenis aerosol yang dominan di udara yang mengakibatkan pencemaran tercantum pada Tabel 2 (Mu’in, 2004).
Pada umumnya, kota-kota besar mempunyai konsentrasi aerosol yang relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan di lautan. Sumber aerosol ada dua macam, yaitu primer dan sekunder. Aerosol primer, yaitu aerosol yang dikeluarkan langsung dari berbagai sumber (contoh : debu yang terbawa oleh udara sebagai akibat adanya angin atau partikel-partikel asap yang dikeluarkan dari cerobong asap). Aerosol sekunder mengikuti pada partikel-partikel yang dihasilkan di dalam atmosfer yang mengalami reaksi-reaksi kimia dari komponen-komponen gas (Mu’in, 2004). Aerosol dengan ukuran jari-jari 0,2 µm sampai dengan 10 µm dalam proses iklim berperan sebagai inti kondensasi (inti pengembunan) dalam pembentukan butir air di dalam awan. Tanpa adanya inti kondensasi di atmosfer, butir air hujan akan sulit terbentuk didalam awan.
Tabel 2 Jenis Aerosol yang Dominan di Udara (Mu’in, 2004).
Jenis Aerosol
Presentase (%)
Debu
20
Abu
10
Garam
40
Asap
5
Spora, Virus
25
Total
100

C.     Struktur Penyusun Atmosfer
Secara umum atmosfer, dipelajari dengan membaginya menjadi dua yaitu regional rendah (lower) dan regional atas (upper). Regional bawah adalah atmosfer dari permukaan bumi sampai ketinggian kira-kira 50 km. Studi untuk regional ini merupakan studi meteorologi. Sedangkan studi regional atmosfer atas (> 50 km), dikenal dengan studi aeronomi.
            Dari total ketebalan atmosfer, kira-kira 500 km lebih dari permukaan bumi, terdapat zona (sampai sekitar 90 km) dengan komposisi gas yang relatif tetap dalam perbandingannya. Zona ini berisi gas-gas inert (N2, O2, He, Ar) yang berinteraksi dengan energi radiasi yang cukup lemah. Sedangkan bagian zona atas (>100 km), merupakan zona yang menerima radiasi dengan intensitas dan energi yang sangat tinggi. Energi spektrum ini memungkinkan terjadinya reaksi molekuler untuk ionisasi, fotolisis, radikalisasi, dan sebagainya. Pada zona ini komposisi menjadi tidak seragam baik karena perubahan altitude maupun latitudnya. Berdasarkan kehomogenan komposisi dan kerapatan pada setiap ketinggian (altitude) dibagi dalam dua lapisan, yaitu:
1.      Lapisan homosfer, merupakan lapisan bawah atmosfer (kurang dari 80 km) yang terdiri atas campuran gas permanen 99,9 % massa atmosfer total dengan perbandingan komposisi tertentu yang tetap untuk setiap segmen altitud. Secara kimia homogen/larutan homogen, pada ketinggian yang sama komposisi kimia dan sifat fisika gas-gas penyusunnya relatif homogen. Jadi lapisan homosfer ini tersusun atas lapisan-lapisan homogen yang tersusun sampai ketinggian 80 km. Terdiri atas troposfer, stratosfer, dan mesosfer.
2.      Lapisan heterosfer, lapisan di atas homosfer yang terdiri atas gas-gas lebih ringan (seperti hidrogen dan helium). Dominasi gas-gas ini berubah karena perbedaan altitude, sehingga perbandingan komposisi berubah-ubah, karena diisi dengan gas-gas yang relatif lebih ringan, mono atau diatomic (seperti hidrogen dan helium). Komposisi yang kurang dari 0,1 % dari massa atmosfer, volume ruang yang sangat besar, dan tekanan yang sangat rendah, menyebabkan distribusi gas-gas di lapisan ini sangat besar. Jarak antar gas relatif jauh, tidak banyak interaksi. Partikel gas-gas di lapisan ini sangat besar dipengaruhi radiasi dan keadaan luar atmosfer. Pada lapisan heterosfer ini, komposisi berubah/heterogen walaupun di altitude yang sama, salah satunya karena intensitas radiasi yang berfluktuasi sangat besar di siang dan malam, serta kapasitas panas yang rendah dari gas-gas yang mayoritas monoatomik, radikal, atau dalam keadaan tereksitasi.
Pembagian lapisan atmosfer juga dapat dilakukan dengan mempelajari sifat keteraturan perubahan sifat fisik (tekanan dan temperatur). Dalam hal ini, atmosfer bumi dibagi menjadi 4 lapisan utama. Keempat lapisan utama tersebut adalah:
1.      Troposfer, berada dalam ketinggian dari permukaan bumi sampai ketinggian rata-rata 11 km, temperature rata-rata 15 oC dipermukaan laut menurun dengan bertambahnya ketinggian sampai kira-kira -56 oC di bagian atas (tropopause),
2.      Stratosfer, dari ketinggian rata-rata 11 km sampai kira-kira 50 km, temperature rata-rata naik dari -56 oC sampai -2 oC di bagian atas (stratopause), kenaikan temperature ini utamanya karena penyerapan radiasi ultraviolet oleh ozon di atmosfer,
3.      Mesosfer, lapisan diatas stratosfer (50 km) sampai dalam ketinggian rata-rata 85 km , profil temperatur sama dengan troposfer, menurun dengan bertambahnya ketinggian, dari -2 oC sampai sekitar -92 oC di bagian lapisan paling atas (mesopause).
4.      Termosfer, merupakan lapisan yang paling tinggi dari atmosfer mulai 85 km sampai dengan rata-rata 500 km, berisi lapisan gas dengan kerapatan rendah, profil temperatur naik sampai 1200 oC, kenaikan ini utamanya karena penyerapan radiasi dengan panjang gelombang < 200 nm oleh spesies gas-gas penyusun termosfer.

            Diantara tiap-tiap dua lapisan atmosfer, terdapat lapisan antara (transisi) yang merupakan batas antar muka kedua lapisan. Lapisan batas (antara) berfungsi utama adalah menjaga eksistensi masing-masing lapisan tidak bercampur. Ada 3 lapisan transisi di atmosfer, yaitu:

1.      Tropopause, lapisan transisi antara troposfer dan stratosfer
2.      Stratopause, lapisan transisi antara stratosfer dan mesosofer, dan
3.      Mesopause, lapisan transisi antara mesosfer dan termosfer
Setiap lapisan utama dan lapisan transisi atmosfer, mempunyai karakteristik dan peran spesifik, merupakan bagian sistem atmosfer. Sistem atmosfer ini didesain dalam rangka menopang kehidupan manusia dan kelangsungan sistem lingkungan di bumi. Sinergi setiap lapisan ini diciptakan dengan tugas masing-masing, untuk bersama-sama membuat kondisi bumi sangat layak untuk berlangsungnya kehidupan.

Sumber :


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Powe Point Efek Pencemaran Partikulat