DAMPAK PENCEMARAN PARTIKULAT
Pencemaran yang disebabkan oleh
partikulat dapat berdampak baik bagi mahluk hidup dan benda tak hidup sekalipun
(abiotik). Berikut merupakan dampai pencemaran partikulat:
a. Pengaruh
Terhadap Tanaman
Pengaruh partikulat terhadap tanaman
terutama adalah dalam bentuk debunya, dimana debu tersebut bergabung dengan uap
air atau air hujan gerimis akan membentuk kerak yang tebal pada permukaan daun,
dan tidak dapat tercuci dengan air hujan kecuali dengan menggosoknya. Lapisan
kerak tersebut akan mengganggu proses fotosintesis pada tanaman karena
menghambat masuknya sinar matahari dan mencegah pertukaran CO2
dengan atmosfer. Akibatnya pertumbuhan tanaman menjadi terganggu. Bahaya lain
yang ditimbulkan dari pengumpulan partikulat pada tanaman adalah kemungkinan
bahwa partikulat tersebut mangandung komponen kimia yang berbahaya bagi hewan
yang memakan tanaman tersbut. Tanaman yang tumbuh didaerah dengan
tingkat pencemaran yang tinggi dapat terganggu pertumbuhannya dan rawan
penyakit, antara lain klorosis, nekrosis dan bintik hitam. Partikuklat yang
terdeposisi tanaman dapat menghambat proses fotosintesis.
b. Pengaruh
Terhadap Manusia
Pengaruh Terhadap Manusia
Saluran pencemar yang terdapat diudara dapat masuk kedalam tubuh melalui sistem
pernafasan.Jauhnya penetrasi zat pencemar kedalam tubuh bergantung kepada jenis
pencemarnya sendiri. Partikulat berukuran besar dapat tertahan disaluran
pernafasan bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat
mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran
darah dan menyebar keseluruh tubuh. Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (Infeksi Saluran Nafas Atas).
Termasuk diantaranya asma, bronkitis dan gangguan pernafasan lainnya.
Polutan partikulat masuk kedalam
tubuh manusia terutama melalui sistem pernafasan, oleh karena itu pengaruh yang
merugikan langsung terutama terjadi pada sisitem pernafasan. Faktor yang paling
berpengaruh terhadap sistem pernafasan terutama adalah ukuran partikulat,
karena ukuran partikulat yang menentukan seberapa jauh penetrasi partikulat
kedalam sistem pernafasan. Sistem pernafasan mempunyai beberapa
sistem pertahanan yang mencegah masuknya partikulat-partikulat, baik berbantuk
padat maupun cair, kedalam paru-paru. Bulu-bulu hidung akan mencegah masuknya
partikulat-partikulat berukuran besar, sedangkan partikulat-partikulat yang
kecil akan dicegah masuk oleh membran mokusa yang terdapat disepanjang sistem
pernafasan dan merupakan permukaan tempat partikulat menempel.
Pada beberapa bagian sistem
pernafasan terdapat bulu-bulu halus (silia) yang bergerak kedepan dan
kebelakang bersama-sama mokusa sehingga membentuk aliran yang membawa
partikulat yang ditangkapnya keluar dari sistem pernafasan ketenggorokan,
dimana partikulat tersebut tertelan. Partikulat yang mempunyai diameter lebih
besar dari pada 5.0 mikron akan berhenti dan terkumpul terutama didalam hidung
dan tenggorokan. Meskipun partikulat tersebut sebagian dapat masuk kedalam
paru-paru tetapi tidak pernah lebih jauh dari kantung-kantung udara atau
bronchi, bahkan segera dapat dikeluarkan oleh gerakan silia.
Partikulat yang ukuran diameternya
0.5-5.0 mikron dapat terkumpul didalam paru-paru sampai pada bronchioli, dan
hanya sebagian kecil yang sampai pada alveoli. Sebagian besar partikulat yang
trkumpul didalam bronchioli akan dikeluarkan oleh silia selama 2 jam.
Partikulat yang berukuran diameter kurang dari 0.5 mikron dapat mencapai dan
tinggal didalam alveoli. Pembersih partikulat-partikulat yang sangat kecil
tersebut dari alveoli sangat lambat dan tidak sempurna dibandingkan dengan
didalan saluran yang lebih besar. Beberapa partikulat yang tetap timggal
didalam alveoli dapat terabsorpsi kedalam darah.
Partikulat-partikulat yang masuk dan
tertinggal didalam paru-paru mungkin berbahaya bagi kesehatan karena tiga hal
penting, yaitu :
1. Partikulat
tersebut mungkin beracun karena sifat-sifat kimia dan fisisnya.
2. Partikulat
tersebut mungkin bersifat inert (tidak bereaksi) tetapi jika tertinggal dalam
saluran pernafasan dapat mengganggu pembersihan bahan-bahan lain yang
berbahaya.
3. Partikulat
tersebut mungkin dapat membawa molekul-molekul gas yang berbahaya, baik dengan
cara mengabsorbsi atau mengabsropsi, sehingga molekul-molekul gas tersebut
dapat mencapai dan tertinggal dibagian paru-paru yang sensitif.
Karbon
merupakan partikulat yang umum dengan kemampuan yaang baik untuk mengabsorbsi
molekul-molekul gas pada permukaan.
Partikulat-partikulat yang beracun
biasanya tidak terdapat dalam jumlah yang tinngi diatmosfer, kecuali aerosol
asam sulfat, melainkan terdapat dalam jumlah sangat kecil. Tabel dibawah ini
memperhatikan berbagai partikulat logam yang berbahaya yang biasanya terdapat
dalam jumlah kecil sekali. Tetapi konsentrasi tersebut dapat meningkat karena
aktivitas manusia.
Tabel 2.
Partikulat-partikulat logam yang berbahaya bagi kesehatan
NO.
|
ELEMEN
|
SUMBER
|
PENGARUH
|
1.
|
Nikel
|
Minyak
diesel, minyak residu, batu arang,asap tembakau, bahan kimia dan katalis,
baja dan logam lain
|
Kanker
paru-paru (sebagai karbonil)
|
2.
|
Berilium
|
Batu
karang, industri tenaga nuklear
|
Keracunan
akut dan khronis, kanker
|
3.
|
Boron
|
Batu
arang, bahan pembersih, kedikteran, industri gelas dan industri lain
|
Tidak
beracun kecuali dalam bentuk boran
|
4.
|
Germanium
|
Batu arang
|
Keracunan
ringan
|
5.
|
Arsenik
|
Batu
arang, petroleum, deterjen, pestisida
|
Kemungkinan
kanker
|
6.
|
Selenium
|
Batu
arang, sulfur
|
Karang
gigi, karsinogenik pada tikus, penting pada mamalia pada dosis rendah
|
7.
|
Titrium
|
Batu
arang, petroleum
|
Karsinogenik
terhadap tikus jika kontak dalamwaktulama
|
8.
|
Merkuri
|
Batu
arang, baterai elektrik, industri lain
|
Kerusakan
syaraf dan kematian
|
9.
|
Vanadium
|
Petroleum,
kimia dan katalis, baja, dan logam lain
|
Tidak
berbahaya pada konsentrasi yang pernah ada
|
10.
|
Kadmium
|
Batu
arang, peleburan seng, pipa air, asap tembakau
|
Penyakit
jantung dan hipertensi pada manusia, mengganggu metabolisme seng dan tembaga
|
11.
|
Antimoni
|
Industri
|
Memperpendek
umur tikus
|
12.
|
Timbal
|
Buangan
mobil (dari bensin), cat (sebelum 1948)
|
Kerusakan
otak, konvulsi, gangguan tingkah laku, kematian
|
c. Pengaruh
Terhadap Bahan Lain
Partikulat-partikulat
yang terdapat diudara dapat mengakibatkan berbagai kerusakan pada berbagai
bahan. Jenis dan tingkatan kerusakkan yang dihasilkan oleh partikulat
dipengaruhi oleh komposisi dan sifat fisik partikulat tersebut. Kerusakan pasif
terjadi jika partikulat menempel atau mengendap pada bahan-bahan yang terbuat
dari tanah sehingga harus sering dibersihkan. Proses pembersihan sering
mengakibatikan cacat pada permukaan benda-benda dari tanha tersebut. Kerusakan
kimia terjadi jika partikulat yang menempel bersifat korosif atau partikulat
tersebut membawa komponen lain yang bersifat korosif.
Logam
biasanya tahan terhadap korosi didalam udara kering atau udara bersih yang
hanya mengandung sedikit air. Partikulat dapat merangsang korosi, terutama
dengan adanya komponen yang mengandung sulfur. Fungsi partikulat dalam
merangsang kecepatan korosi adalah karena partikulat dapat berfungsi sebagai
inti dimana uap air dapat mengalami kondensasi, sehingga gas yang diserap oleh
partikulat akan terlarut didalam droplet air yang terbentuk. Polutan partikulat
juga dapat merusak bahan bangunan yang terbuat dari tanah, cat dan tekstil.
d. Pengaruh
Terhadap Radiasi Sinar Matahari dan Iklim
Partikulat yang terdapat diatmosfer
berpengaruh terhadap jumlah dan jenis radiasi sinar matahari yang dapat
mencapai prmukaan bumi. Pengaruh ini disebabkan oleh penyebaran dan absorbsi
oleh partikulat. Salah satu pengaruh utama adalah penurunan visibilitas. Sinar yang
melalui objek kepengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum
mencapai pengamat akan diabsorbsi dan disebarkan oleh partikulat sebelum
mencapai pengamat, sehingga intensitas yang diterima dari objek dan dari latar
belakangnya akan berkurang. Akibatnya perbedaan antara kedua
intensitas sinar tersebut hilang sehingga keduanya (objek dan latar belakang)
menjadi kurang kontras atau kabur. . Penurunan visibilitas ini dapat
membahayakan, misalnya pada waktu mengendarai kendaraan atau kapal terbang.
Jumlah polutan partikulat bervariasi dengan manusia atau iklim. Pada musim
gugur dan salju, sistem pemanas didalam rumah-rumah dan gedung meningkat
sehingga dibutuhkan tenaga yang lebih tinggi yang mengakibatkan terbentuknya
lebih banyak partikulat.
Iklim dapat dipengaruhi oleh polusi
partikulat dalam dua cara. Partikulat di dalam atmosfer dapat mempengaruhi
pembentukan awan, hujan dan salju dengan cara berfungsi sebagai inti dimana air
dapat mengalami kondensasi. Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang
mencapai permukaan bumi karena adanya partikulat dapat mengalami kondensasi.
Selain itu penurunan jumlah radiasi solar yang mencapai permukaan bumi karena
adanya partikulat dapat mengganggu keseimbangan panas pada atmosfer bumi. Suhu
atmosfer bumi ternyata menurun sedikit sejak tahun 1940, meskipun pada beberapa
abad terakhir ini terjadi kenaikan kandungan CO2 di atmosfer yang seharusnya
mengakibatkan kenaikan suhu atmosfer. Peningkatan refleksi radiasi solar oleh partikulat
mungkin berperan dalam penurunan suhu atmosfer tersebut.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar